16 Juli 2016

Impor Senjata RI Semester I 2016 Naik

16 Juli 2016

Indonesia mengimpor 2 batalyon kendaraan peluncur roket dan munisinya dari Brazil (photo : Kaskus Militer)

Impor Bom hingga Torpedo dari Korea Selatan Naik

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kenaikan impor tank, bom, granat sampai torpedo yang dilakukan Indonesia sepanjang Januari-Juni 2016. Negara pemasok terbesar perlengkapan alutsista ini ke Indonesia, yakni Korea Selatan (Korsel) dan Brazil.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, impor golongan barang konsumsi Indonesia meningkat 13,57 persen. Nilainya mencapai US$ 6,16 miliar di semester I 2016 dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 5,42 miliar.


"Selain impor pangan, pakaian, ternyata impor barang konsumsi ada juga bom, granat, torpedo, amunisi. Itu kan sekali pakai. Tapi kita impor tank juga, selain kita ekspor tank, amunisi buatan PT Pindad ke negara lain," ujar dia saat Rilis Neraca Perdagangan Juni 2016 di kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/7/2016).


Indonesia mengimpor 103 tank Leopard 2 dari Jerman (photo : Rheinmetall)

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo menambahkan, pemasok terbesar bom, granat, torpedo, dan tank ke Indonesia berasal dari Korsel dan Brazil. BPS akan mencatat setiap transaksi impor alat-alat peledak ini yang masuk ke Indonesia.

"Biarpun belum ada perang, misalnya di Laut China Selatan, tapi sudah dar der dor di sana. Itukan membutuhkan perlengkapan militer yang habis sekali pakai. Biasanya impor untuk kebutuhan ujar Sasmito.

Dari data BPS, impor bom, granat, torpedo, amunisi senilai US$ 59,38 juta dengan berat 578,44 ribu Kilogram (Kg) pada semester I 2016.


Torpedo buatan Korea Selatan. Belum ada konfirmasi bahwa TNI AL menggunakan torpedo jenis Blue Shark dan White Shark ini (photo : panzercho)

Realisasi ini naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 40,15 juta seberat 295,04 ribu Kg. Khusus di Juni 2016, nilai impor tersebut mencapai US$ 23,40 juta seberat 334,47 ribu Kg. Sedangkan Mei tahun ini, senilai US$ 4,74 juta dengan berat 1.931 Kg.

Sedangkan nilai impor kendaraan tank di semester I ini mencapai US$ 110,32 juta dengan berat 2,24 juta Kg. Di semester I 2015, realisasinya US$ 13,59 juta dan berat 1,01 juta Kg. Pencapaiannya di Juni ini senilai US$ 46,53 juta dan berat 389,16 ribu Kg atau lebih tinggi dibanding Mei lalu yang senilai US$ 29,73 juta seberat 1,12 juta Kg.

(Liputan6)

8 komentar:

  1. Balasan
    1. Jenis torpedo ringan? Dipasang di kapal permukaan atau platform udara?

      Hapus
    2. Ga bisa di bilang ringan juga sih, yg ringan itu yg blue shark.. black shark yg kelas kasta tertinggi.

      Hapus
  2. Bps mencatat semua pembelian alutsista? Dilema antara kerahasiaan dan penyalahgunaa anggaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak ada yg baru. Orderan lama semua. Astros-2 dr Brazil. Leopard-2 Germany.

      Hapus
  3. What...??
    Indonesia mengeksport TANK...??
    Kagak salah tuh...

    #panadolmanapanadol

    BalasHapus
    Balasan
    1. " Tapi kita impor tank juga, selain kita ekspor tank, amunisi buatan PT Pindad ke negara lain," ujar dia saat Rilis Neraca Perdagangan Juni 2016 di kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/7/2016).

      ~~~~

      Mungkin maksudnya export APC?

      Hapus
    2. Tumben kepleset istilah tank, biasanya yg besi pake ban pasti dibilang panser.

      Hapus